Hari ini sepertinya semua baik. Diawali dengan hal baik: makanan yang sehat, sinar matahari yang cukup, mantel yang cukup tebal, cemilan biskuit coklat masih tersedia di tas punggung. Semua terlihat normal kecuali tidur malam yang cuma dua jam karena mengerjakan take-home final.
Tapi begitu ke sekolah hal aneh mulai bermunculan.
Sepi, langit mendung, semua orang terlihat sibuk dan bitchy, shuttle yang datangnya sangat terlambat, angin dingin yang tiba tiba berhembus menyusup ke dalam mantel tanpa bisa dibendung. Dan puncaknya, harus menghadapi asisten dosen daripada si dosen sendiri untuk menyerahkan final, padahal ada hal yang harus dibicarakan.
Then my mood started to drop from there.
Masuk lab komputer buat mengerjakan tugas lain, bergabung dengan antrian yang tidak manusiawi,
dan pandangan menyelidik dari orang di komputer sebelah yang tampaknya belum pernah melihat hijabi.
Mulai mengetik, semua berjalan lancar sampai tiba tiba otak macet seperti ada simpul mati, mumet dan ruwet, ketika harus menginterpretasikan suatu puisi.
Ditambah orang sebelah yang mendengerkan diskman seperti orang tuli.
Kulihat orang disebelah kanan, asik mengedit poto pemandangan langit merah yang katanya diambil di Teheran. More blurry effect untuk foto lampu jalan, membuat sinar lampu jadi berpendar.
Indah that it takes my breath away.
Tugas belum selesai, akan pulang ke rumah setelah ini, entah kejutan apa lagi yang akan muncul tiba-tiba nanti di jalan, dirumah, saat tidur.
Susah sekali menerka hidup, lebih gampang menerka apa yang ada di otak mama waktu melihat pandangan matanya ketika dia menganalisa aa’ dulu.